BERITA TERKINI - Banyak orang, mungkin, tak pernah berpikir untuk tinggal di bawah batu cadas atau batu karang. Tetapi, itulah yang dilakukan sebuah keluarga di Meksiko. Mereka mewujudkan impian mereka untuk memiliki "istana" di bawah batu karang.
Selama lebih dari 30 tahun, Benito Hernandez dan istrinya, Santa Martha dela Cruz Villarreal, tinggal di bawah batu raksasa berdiameter 131 kaki (sekitar 40 meter) di kawasan gurun dekat Kota San Jose de Las Piedras, Negara Bagian Coahuila, utara Meksiko.
Di rumah batu itu pula, pasangan tersebut merawat dan membesarkan tujuh anak. Bahkan, hingga lahir cucunya, Lucero Hernandez. Kisah mereka mirip film animasi The Flinstone yang bercerita soal keluarga di zaman batu.
Ternyata, Hernandez sudah memimpikan rumah batu itu sejak berusia delapan tahun. Butuh 20 tahun bagi dia untuk membeli areal lokasi batu di kawasan gurun Coahuila, sekitar 80 kilometer dari perbatasan Texas, Amerika Serikat (AS).
Lalu, Hernandez dan istrinya membangun tempat tinggal dari tanah di bawah batu itu. Meskipun kecil, rumah batu itu masih cukup besar bagi mereka untuk membesarkan tujuh anak selama 30 tahun. Tak ada listrik di rumah itu. Mereka hanya mengandalkan api.
Mereka menggunakan kayu bakar untuk memasak. Rumah itu juga tak dilengkapi fasilitas MCK (mandi, cuci, dan kakus). Untungnya, rumah batu itu ada di dekat sumber atau mata air pegunungan. Jadi, mereka bisa mendapat suplai air untuk membersihkan diri serta minum dan memasak.
Sehari-hari Hernandez bekerja secara lepas sebagai petani. Dia menanam Candelilla (sejenis tanaman asli Meksiko), yang digunakan untuk membuat lilin dan obat-obatan.
Keluarga Hernandez harus berjuang ekstra keras di musim dingin karena sumber air membeku. "Hawa di sini juga menggigit tulang. Kami harus berjuang agar mendapat makanan," ujarnya. "Kami pun harus kerja keras di ladang Candelilla. Hanya itulah mata pencarian dan sumber penghasilan kami," lanjutnya.
Kendati begitu, Hernandez menolak untuk pindah ke tempat tinggal yang lebih nyaman. Mereka senang tinggal di rumah batu karena menghadirkan lanskap yang luar biasa indah.
Selama lebih dari 30 tahun, Benito Hernandez dan istrinya, Santa Martha dela Cruz Villarreal, tinggal di bawah batu raksasa berdiameter 131 kaki (sekitar 40 meter) di kawasan gurun dekat Kota San Jose de Las Piedras, Negara Bagian Coahuila, utara Meksiko.
Di rumah batu itu pula, pasangan tersebut merawat dan membesarkan tujuh anak. Bahkan, hingga lahir cucunya, Lucero Hernandez. Kisah mereka mirip film animasi The Flinstone yang bercerita soal keluarga di zaman batu.
Ternyata, Hernandez sudah memimpikan rumah batu itu sejak berusia delapan tahun. Butuh 20 tahun bagi dia untuk membeli areal lokasi batu di kawasan gurun Coahuila, sekitar 80 kilometer dari perbatasan Texas, Amerika Serikat (AS).
Lalu, Hernandez dan istrinya membangun tempat tinggal dari tanah di bawah batu itu. Meskipun kecil, rumah batu itu masih cukup besar bagi mereka untuk membesarkan tujuh anak selama 30 tahun. Tak ada listrik di rumah itu. Mereka hanya mengandalkan api.
Mereka menggunakan kayu bakar untuk memasak. Rumah itu juga tak dilengkapi fasilitas MCK (mandi, cuci, dan kakus). Untungnya, rumah batu itu ada di dekat sumber atau mata air pegunungan. Jadi, mereka bisa mendapat suplai air untuk membersihkan diri serta minum dan memasak.
Sehari-hari Hernandez bekerja secara lepas sebagai petani. Dia menanam Candelilla (sejenis tanaman asli Meksiko), yang digunakan untuk membuat lilin dan obat-obatan.
Keluarga Hernandez harus berjuang ekstra keras di musim dingin karena sumber air membeku. "Hawa di sini juga menggigit tulang. Kami harus berjuang agar mendapat makanan," ujarnya. "Kami pun harus kerja keras di ladang Candelilla. Hanya itulah mata pencarian dan sumber penghasilan kami," lanjutnya.
Kendati begitu, Hernandez menolak untuk pindah ke tempat tinggal yang lebih nyaman. Mereka senang tinggal di rumah batu karena menghadirkan lanskap yang luar biasa indah.
1 comments:
Bayangkan jika kita bisa kemabali ke masa ini...dimana bukan uang lagi yang menjadi faktor utama, tapi hanya kehidupan.
Posting Komentar