Waspada!!! Guillain Barre Syndrome (GBS) Dapat Sebabkan Kelumpuhan

Waspada!!! Guillain Barre Syndrome (GBS) Dapat Sebabkan Kelumpuhan. Biasanya penyakit ini bermula dari gejala yang sepele. Namun tanpa penanganan yang tepat, Guillain Barre Syndrome (GBS) bisa berakibat fatal, bahkan menyebabkan kelumpuhan.

Rediono (35), tak menyangka bahwa flu yang dideritanya bukanlah flu biasa.Ternyata flu yang dianggapnya penyakit enteng tersebut merupakan gejala munculnya guillain barre syndrome (GBS) yang berujung pada kelumpuhan. Awalnya serangan GBS pada bapak dua orang anak ini ditandai dengan flu. Tapi anehnya, flu yang dideritanya tak kunjung sembuh.

“Saya merasa lemas, kadang kesemutan, badan terasa pegal, dan terkadang sulit digerakkan,” ujar dia.

Setelah tiga hari keletihan yang dirasakan semakin parah, akhirnya Rediono pergi ke dokter. Dokter mendiagnosa bahwa dia kelelahan dengan obat cukup beristirahat saja. Keesokan harinya, saat terbangun dari tidur, Rediono merasa badannya lebih lemah, bahkan seolah lumpuh.

Setelah mendatangi kembali rumah sakit, Rediono akhirnya terdiagnosa GBS. Sebuah penyakit langka yang menyebabkan tubuh menjadi lemah, kehilangan kepekaan yang biasanya dapat sembuh sempurna dalam hitungan minggu, bulan, atau tahun.

“Saya mengalami GBS kurang lebih enam bulan dan bisa kembali normal setelah mendapat perawatan,” terangnya.

Guillain barre syndrome (GBS) adalah suatu penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf perifer dan biasanya dicetuskan oleh suatu proses infeksi yang akut. Dikatakan oleh ahli saraf dari Rumah Sakit Omni Alam Sutera Tangerang, Daniel Thomas SpS, bahwa GBS sebenarnya bukan langsung disebabkan infeksi virus, tetapi karena antibodi dari badan terhadap molekul dari agen-agen infeksius, seperti virus dan bakteri yang pernah menyerang tubuh.

Jadi, GBS tidak secara langsung karena infeksi virus atau bakteri terhadap tubuh, melainkan antibodi dari tubuh menyerang saraf tepi di dalam tubuh (sel schwann, axon) yang mempunyai molekul yang sama dengan virus tersebut yang disangka sebagai virus.

Daniel menjelaskan, gejala GBS awalnya berupa rasa lemah yang disertai kebas dan kesemutan mulai dari tungkai bawah yang menjalar ke atas seperti tungkai atas, badan, lengan, dan wajah. Biasanya simetris pada kedua sisi. Gejala-gejala awal tersebut bisa hilang dalam tempo waktu beberapa minggu.

Umumnya, penderita tidak merasa perlu perawatan atau terkadang susah menjelaskannya pada tim dokter untuk meminta perawatan lebih lanjut karena gejala-gejala akan hilang pada saat diperiksa. Dalam tahapan berikutnya, mulai muncul kesulitan berarti seperti badan yang semakin lemah yang lebih mirip pada gejala lumpuh. Bahkan beberapa dari pasien GBS banyak yang mengira bahwa sebelum didiagnosa GBS, mereka alami stroke.

Pada kasus akut, GBS bisa mengakibatkan kesulitan menelan hingga bernapas. Pasien GBS bahkan bisa mengalami kelumpuhan mendadak yang memungkinkan berdampak kematian.

“Namun, tidak semua penyakit GBS berakhir dengan kelumpuhan, seperti apabila tertangani sejak awal, maka GBS bisa diatasi. Selain itu, juga bergantung dari daerah saraf tepi yang terkena,” ungkap Daniel.

Yang berbahaya adalah apabila GBS bisa sampai mengenai saraf yang bekerja pada otot-otot pernapasan sehingga terjadi kelumpuhan otot pernapasan dan dapat menyebabkan kematian. Angka mortalitas sekitar 5% bila terjadi paralisis pernapasan.

GBS timbul dari pembengkakan syaraf periferal sehingga mengakibatkan tidak adanya pesan dari otak untuk melakukan gerakan yang dapat diterima oleh otot yang terserang. Namun selain itu, terdapat faktor genetik yang menjadi salah satu penyebabnya, karena tidak semua orang dengan mudah terserang GBS. Tetapi yang perlu diingat, GBS bisa mengenai semua usia, terutama pada usia muda (15–35 tahun) dan orangtua (50–75 tahun).

“Angka kejadian kira-kira 1,2 sampai 3 per 100.000 penduduk,” tandasnya.

Masih dijelaskan Daniel, GBS bisa disembuhkan, kebanyakan pasien atau sekitar 85% pasien dengan GBS mencapai full and functional recovery dalam waktu 6 sampai 12 bulan. Recovery maksimal 18 bulan.Penyakit ini lebih lambat dan sulit untuk sembuh sempurna bila mengenai orang pada usia di atas 50–60 tahun.

“Menjaga gaya hidup bersih dan memperkuat daya tahan tubuh agar lebih kuat terhadap infeksi virus dan bakteri yang bisa mencetuskan terjadinya GBS merupakan salah satu cara untuk menghindar dari GBS,” pesannya.

comment 0 comments:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger