POPULERSTYLE - LAYANAN PROSTITUSI ONLINE KEYKO LENGKAP LAYAKNYA SWALAYAN. Ibarat toko, layanan prostitusi online yang dijalankan Yunita alias
Keyko bisa dibilang lengkap layaknya swalayan. Dia sanggup menyediakan perempuan dengan kondisi fisik dan latar belakang sesuai permintaan pemesan.
Ada model, mahasiswi, escort lady alias purel, hingga sales promotion girl (SPG). Masing-masing profesi dan latar belakang itu punya kelebihan.Model, misalnya. Profesi itu dibanderol dengantarif yang paling mahal dibanding yang lain.
Kepada penyidik, Keyko mengungkapkan, mereka yang ingin berkencan dengan anak buahnya yang berlatar belakang model harus merogoh kocek Rp 3 juta–Rp 10 juta. Dari tarif itu, biasanya Keyko memantok fee 20–30 persen.
Jika model disebut sebagai yang termahal, SPG justru menjadi anak buah Keyko yang paling banyak dipesan alias laris manis.
Selain tarifnya yang relatif murah, yakni Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta, perempuan penjaja produk tersebut dianggap jarang dipakai. Berbeda dari escort lady yang tiap malam harus menemani pria di kelab atau tempat karaoke.
’’Dari pengakuan tersangka, 75 persen pemesan memilih SPG,’’ kata Plh Kanitjatanum Satreskrim Polrestabes Surabaya Iptu M.S. Ferry.
Dalam penyidikan, khusus untuk SPG, rata-rata ada 50 order kepada Keyko. Jika dirata-rata dalam sekali order mendapat fee Rp 500 ribu, dalam sehari Keyko bisa meraup penghasilan bersih Rp 25 juta.
Keyko juga mempekerjakan mahasiswi dan escort lady. Namun, peminat mereka tidak seperti peminat model atau SPG. Apalagi, untuk mahasiswi, stok Keyko tak terlalu banyak.
Laris manisnya permintaan perempuan dengan latar belakang SPG setidaknya juga terungkap dari pernyataan dua anak buah Keyko saat menjalani pemerikasaan di mapolrestabes.
Mereka mengaku memiliki nama beken Sisca dan Sherly. Keduanya berasal dari Malang dan sudah lebih dari delapan bulan bergabung dengan Keyko.
Sisca dan Sherly hingga saat ini tercatat sebagai SPG sebuah bank di Kota Malang. Sebelum menjadi anak buah Keyko, sebenarnya dua perempuan itu terjun sebagai pekerja seks komersial (PSK) call to hotel. Perbincangan akhirnya membawa Sisca dan Sherly mengenal
Keyko.
Keduanya berkenalan hanya dengan meng-invite PIN BlackBerry Messenger (BBM) Keyko. ’’Saat awal berkenalan, saya langsung bilang, Ce bantu aku cari tamu ya,’’ ujar Sherly. Seusai berkenalan, Sherly dan Sisca intensif mengirim beberapa foto seksi mereka.
Dari situ, keduanya mengaku kebanjiran order. ’’Sejak gabung Ce Keyko, ya sering dapat order. Tapi, banyak yang saya tolak karena beberapa hal,’’ ujar Sherly. Selama kurun delapan bulan, setidaknya Sherly mengaku baru dua kali ’’diacarakan’’ (istilah memenuhi order) oleh Keyko.
Sherly mengaku tidak bisa menerima order dari Keyko karena sejumlah alasan. Pertama, sering mendapat order untuk kencan dengan pria di luar kota. Order paling sering adalah melayani pria di Surabaya.
Selain itu, Sherly sering mendapat order untuk kencan malam di hotel plus menemani dugem. ’’Saya tidak bisa melayani untuk luar kota atau malam. Sebab, saya kan juga punya keluarga dan anak yang masih kecil,’’ ungkapnya.
Perempuan itu mengaku terpaksa terjun ke dunia hitam karena terlilit utang yang mencapai Rp 80 juta. Rumah tangganya sudah berantakan dan dirinya harus menghidupi anaknya yang masih berusia tiga tahun. Perempuan 25 tahun tersebut kemarin memang datang langsung dari Malang.
Dia bahkan tampak tergesa-gesa saat diwawancarai karena ditunggu mobil travel yang siap mengantar nya pulang ke Malang. ’’Selain itu, saya tadi menitipkan anak saya kepada tetangga. Kasihan kalau saya pulang terlalu malam,’’ ujarnya.
Kisah Sisca tak jauh berbeda dari Sherly. Namun, dia mengaku lebih banyak mendapat order dari Keyko karena statusnya yang masih single. Setidaknya, dia tiga kali deal order dengan Keyko. Selain melayani pria hidung belang di Malang, Sisca pernah diorder ke Surabaya. ’’Kadang saya kebetulan berada di Surabaya. Saya kontak Ce
Keyko. Saya bilang di Surabaya dan siap menerima order. Biasanya, kalau seperti itu, tak lama kemudian dapat tawaran dari dia,’’ terang Sisca.
Setelah menyanggupi order dari Keyko, biasanya para anak buah mendapat perintah untuk datang ke hotel tertentu. Mereka hanya diberi tahu nama hotel, room, dan jam kencannya.
Kadang mereka sulit menemui tamu. Sebab, hotel yang dipilih pria pemesan selalu hotel long time. ’’Kadang nama yang diberikan Keyko tidak sesuai dengan nama yang booking hotel. Kalau sudah seperti itu, dia (Keyko) yang mengontak pria yang memesan untuk menemui kami,’’ ujar Sherly.
Sebagaimana pernyataan polisi, tarif kencan yang disampaikan dua anak buah itu sama. Mereka rata-rata ditawarkan Keyko Rp 1,5 juta. Dalam transaksi selama ini, mereka mendapat uang langsung dari pria hidung belang Rp 1,5 juta. Seusai kencan, mereka biasanya mentransfer fee Rp 500 ribu ke rekening BCA (4557000***) milik Keyko.
Belakangan, dua sahabat tersebut kurang sreg dengan Keyko. Mereka lantas bergabung dengan Dion. Pria itu tak lain adalah mucikari asal Semarang yang juga berafiliasi dengan Keyko. Keduanya tak nyaman dengan Keyko karena perempuan itu terlalu vulgar menawarkan layanan esek-esek.
’’Kami tidak suka karena dia terlalu vulgar. Misalnya, foto kami dijadikan profile picture (PP)-nya. Itu kan bahaya. Banyak yang tahu status kami,’’ terang Sherly. Yang mereka inginkan, mucikari cukup mengirimkan foto mereka secara japri (jawab pribadi) langsung kepada pemesan.
Sherly juga geram kepada Keyko karena perempuan itu ternyata sempat menjual adik angkatnya, Glegasa. Tanpa sepengetahuan Sherly, diam-diam adik angkatnya yang masih berusia 18 tahun meng-add PIN Keyko untuk menawarkan diri. Ternyata, tawaran itu disambut Keyko, sehingga Glegasa beberapa kali diacarakan. Salah satunya pernah diorder di sebuah hotel di daerah Jalan Diponegoro.
Selama bergabung dengan Dion, setidaknya Sisca mendapat order. Sementara itu, Sherly baru sekali menerima job dari Dion. Saat bergabung dengan Dion, pola transaksi anak buah sama halnya ketika masih join langsung dengan Keyko. Anak buah mendapat bayaran dari tamu dan mereka mentransfer komisi kepada Dion.
Baik saat bergabung dengan Dion maupun Keyko, kedua anak buah itu menyatakan sering melayani pria yang mengaku pengusaha. Sherly bahkan pernah mendapat tamu seorang disc jockey (DJ) terkenal dari Jakarta.
Ketenaran Keyko memang luar biasa. Meski dia sudah ditahan polisi hampir dua minggu, permintaan pertemanan di BBMnya masih banyak. Setidaknya, kemarin ada delapan orang yang minta di-approve.
Pola transaksi yang dijalankan Keyko memang hanya dengan memajang foto anak buah dalam profile picture. Rupanya, itu dijadikan pancingan untuk menarik pelanggan.
Banyak pelanggan yang menanyakan langsung harga perempuan dalam PP BBM Keyko. Ada juga pelanggan yang, tampaknya, sudah hafal hargayang dipatok Keyko. Sebab, beberapa percakapan dalam BBM itu langsung merujuk pada tempat asal anak buah yang dipajang.Misalnya, ada percakapan, "Kalo yang ini ada di mana", "’Ooo ak pkr d sby".
Dalam percakapan di BBM, juga ada tamu Keyko yang komplain. Misalnya, percakapan Keyko dengan seseorang beridentitas Justin. Dalam chatting itu, Justin menuliskan, "Winda difoto beda dengan kenyataan L".
Ada juga pelanggan yang mewanti-wanti dengan kalimat, "Boss Naina tgl 24 di hotel Sakura Denpasar jam 11 siang yaah. Jgn ampe telat lagi..." Di BlackBerry jenis Torch putih milik Keyko itu, sedikitnya ada 1.890 kontak pelanggan.
Kasubnit Vice Control (VC) Iptu Iwan Hari Purwanto mengungkapkan, selama ini Keyko memiliki sejumlah BB yang dikhususkan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, mucikari, anak buah, serta keperluan pribadinya.