Anggota Kopassus Tewas Di Tangan Seorang Dukun

Anggota Kopassus
Polres Sukoharjo, Jawa Tengah, menjaga ketat lokasi kasus pembunuhan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Kandang Menjangan di Dukuh Kragilan, Desa Pucangan, Kecamatan Kartasura, Minggu (22/8/2010).

Rumah tersangka Yulianto (38) itu diduga sebagai tempat pembunuhan anggota Kopassus, Kopda Santoso. Polisi telah mengamankan Yulianto di Mapolres Sukoharjo dan memasang garis polisi di rumah tersangka untuk membatasi ratusan warga yang ingin melihat tempat pembantaian anggota Kopassus tersebut dari dekat.

Korban kali pertama ditemukan oleh Margono, anggota Kopassus, ketika ia mencari rekannya itu karena tidak terlihat di Markas Kopassus Kandang Menjangan Kartasura selama 14 hari. Korban terakhir diketahui berkunjung ke rumah tersangka pada 8 Agustus 2010 dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit. Namun, kata dia, korban setelah itu menghilang.

Menurut dia, warga tidak mengetahui bahwa Yulianto adalah seorang dukun yang dapat mengobati orang. Mereka baru mendengar dari warga luar kampung setelah kejadian tersebut.

Kapolres Sukoharjo AKBP Suharyono mengatakan, kasus pembunuhan terhadap seorang anggota Kopassus Kandang Menjangan, merupakan kriminal murni. "Tersangka kini diamankan di Markas Polres Sukoharjo bersama barang bukti, berupa dua telepon seluler, uang senilai Rp 1,3 juta, dan sebuah sepeda motor Honda Supra Fit semuanya milik korban," kata Kapolres.

Setelah membunuh korban, lanjut Kapolres, tersangka menyembunyikan dua telepon seluler serta dompet korban di dalam sumurnya. Tersangka membungkusnya dengan plastik kemudian dikerek dengan tali ke dalam sumur. Selain itu, tersangka juga menggunakan sepeda motor korban Honda Supra Fit yang ditemukan di rumah dinas istrinya.

Sebelumnya beredar kabar, Kopda Santoso diduga menjadi korban pembunuhan berantai yang dilakukan Yulianto yang dikenal sebagai dukun pijat. Sri Kustati (50), warga RT 2/RW IX Sorogenen Boyolali yang mengenal tersangka Yulianto, mengatakan, kejadian sekitar 14 hari lalu itu awalnya sudah dicurigai oleh istri tersangka.

Menurut Sri, yang mendengar pengakuan istri tersangka, saat korban dipijat, istri tersangka sempat mendengar keributan antara Yulianto dan korban. Namun, kala itu alasan Yulianto sedang mengobati korban yang kesurupan. "Setelah keributan berhenti, istrinya hanya mengetahui korban tidur," ujarnya saat dijumpai di sekitar rumah tersangka, Sabtu (22/8) malam.

"Kalau kesehariannya kurang sesrawungan (bergaul) dengan tetangga. Dan setahu saya, dia suka berkunjung ke tempat-tempat keramat," ungkapnya.

Terungkapnya kejadian tersebut, kata Sri, memunculkan dugaan bahwa masih ada korban lain yang dibunuh Yulianto. Pasalnya, sejumlah orang yang datang pijat ke sana diketahui hilang. "Diperkirakan sampai delapan orang," ujarnya.

comment 0 comments:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger