Investasi di bisnis seluler atau handphone sangat menguntungkan, berikut alasannya.
Menurut catatan Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI), saat ini, sekitar 180 juta penduduk Indonesia sudah menjadi pelanggan layanan seluler. Itu berarti, sudah sekitar 60 persen populasi di tanah air sudah memiliki perangkat telekomunikasi.
Keterangan tersebut diungkapkan oleh Sarwoto Atmosutarno, Ketua Umum ATSI di sela pembukaan FKI & ICS 2010 di Jakarta Convention Center, 14 Juli 2010.
“Dari 180 juta pengguna, 95 persen di antaranya adalah pengguna layanan prabayar (prepaid),” kata Sarwoto.
Terkait kinerja, Sarwoto mengatakan, revenue yang dihasilkan industri selular secara total sudah mencapai di atas Rp 1 triliun, sementara investasi dilaporkan lebih dari US$2 miliar. “Ini cukup baik karena industri terus tumbuh seiring investasi yang mengalir tetap besar,” kata Sarwoto.
Untuk infrastruktur, Sarwoto menyebutkan, dilaporkan total base transceiver station (BTS) sudah mencapai lebih dari 100 ribu, dengan jumlah TRX melebihi angka 1,4 juta di seluruh Indonesia.
“Yang lebih menarik lagi, pengguna mobile broadband saat ini lebih dari 30 juta,” kata Sarwoto. “Dengan 80 persen penetrasi, maka industri ini telah mendekati taraf memuaskan,” ucapnya.
Dengan adanya broadband, ucap Sarwoto, maka industri kita tahun ini masuk ke tahap konsolidasi. “Tower sharing pun sudah merupakan bagian dari konsolidasi. Nantinya, konsolidasi tersebut tak hanya sebatas infrastruktur, tetapi juga pada pemain di industri,” ucapnya.
Selain itu, Sarwoto menyebutkan, seluruh anggota ATSI bekerja keras untuk mendukung transformasi, dari layanan suara dan teks ke arah layanan data broadband. “Tetapi, harus ada kerja sama yang erat antara seluruh ekosistem industri telco,” ucap Sarwoto.
Keterangan tersebut diungkapkan oleh Sarwoto Atmosutarno, Ketua Umum ATSI di sela pembukaan FKI & ICS 2010 di Jakarta Convention Center, 14 Juli 2010.
“Dari 180 juta pengguna, 95 persen di antaranya adalah pengguna layanan prabayar (prepaid),” kata Sarwoto.
Terkait kinerja, Sarwoto mengatakan, revenue yang dihasilkan industri selular secara total sudah mencapai di atas Rp 1 triliun, sementara investasi dilaporkan lebih dari US$2 miliar. “Ini cukup baik karena industri terus tumbuh seiring investasi yang mengalir tetap besar,” kata Sarwoto.
Untuk infrastruktur, Sarwoto menyebutkan, dilaporkan total base transceiver station (BTS) sudah mencapai lebih dari 100 ribu, dengan jumlah TRX melebihi angka 1,4 juta di seluruh Indonesia.
“Yang lebih menarik lagi, pengguna mobile broadband saat ini lebih dari 30 juta,” kata Sarwoto. “Dengan 80 persen penetrasi, maka industri ini telah mendekati taraf memuaskan,” ucapnya.
Dengan adanya broadband, ucap Sarwoto, maka industri kita tahun ini masuk ke tahap konsolidasi. “Tower sharing pun sudah merupakan bagian dari konsolidasi. Nantinya, konsolidasi tersebut tak hanya sebatas infrastruktur, tetapi juga pada pemain di industri,” ucapnya.
Selain itu, Sarwoto menyebutkan, seluruh anggota ATSI bekerja keras untuk mendukung transformasi, dari layanan suara dan teks ke arah layanan data broadband. “Tetapi, harus ada kerja sama yang erat antara seluruh ekosistem industri telco,” ucap Sarwoto.
0 comments:
Posting Komentar