"We dare to dream we care to share. Together for ASEAN. We dare to dream we care to share. For it's the way of ASEAN."
Itulah penggalan lirik himne "The ASEAN Way" yang kali pertama berkumandang di aula gedung Sekretariat ASEAN di Jakarta, tepat dua tahun lalu, 15 Desember 2008.
Bersamaan dengan itu, diresmikan pula pemberlakuan Piagam ASEAN - yang merupakan peraturan dasar bagi Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara tersebut, setelah 41 tahun tak memiliki aturan yang jelas.
Ini kali pertama pula himne terbaru ASEAN tersebut dikumandangkan dalam acara resmi, seperti pertemuan khusus tingkat menteri luar negeri ASEAN di Jakarta hari ini. Gubahan yang diperdengarkan di awal dan akhir acara tersebut terdengar sangat indah, mampu membangkitkan semangat persaudaraan antar-anggota ASEAN melalui lirik dan komposisi musiknya.
Bahkan untuk mengakhiri acara secara resmi, kelompok paduan suara Universitas Padjajaran Bandung berbaris di panggung, menyanyikan "The ASEAN Way" dengan merdu dan khidmat. Himne itu merupakan lagu resmi (anthem) terbaru bagi ASEAN.
"The ASEAN Way" adalah karya cipta luar biasa karena berhasil terpilih dari 99 lagu yang terdaftar mengikuti seleksi Karya Cipta ASEAN Anthem. Seleksi lagu ASEAN yang mulai berlangsung Oktober lalu di Thailand tersebut diikuti oleh penggubah lagu dari sepuluh negara anggota ASEAN. Pada 20 November 2008, "The ASEAN Way", gubahan komponis Thailand, resmi terpilih menjadi ASEAN anthem.
Proses penilaiannya tidak main-main. Sepuluh komponis dari sepuluh negara anggota ASEAN diundang sebagai juri untuk menyaring ke-99 lagu menjadi hanya 10 lagu. Kemudian, ketika menentukan satu lagu yang bisa menjadi lagu resmi ASEAN, juri dari Jepang, Cina, dan Australia diikutsertakan. Komponis Indonesia, Purwacaraka, menjadi wakil Indonesia sebagai juri.
Purwacaraka mengatakan, "Dari sekian banyak pilihan, inilah yang terbaik," kata musisi kelahiran Beograd, 48 tahun lalu itu. Ia turut hadir dalam acara pemberlakuan Piagam ASEAN, Senin 15 Desember 2008.
Dia melanjutkan, "Sebuah anthem harus dipilih dengan hati-hati karena itu untuk long-life." Puwarcaraka menjelaskan bahwa lirik "The ASEAN Way" mewakili semangat ASEAN Charter. Lagu tersebut memenuhi persyaratan kriteria sebuah anthem: khidmat, ada rasa bangga, lirik tidak panjang sehingga mudah diingat dan mewakili slogan ASEAN, "One Vision, One Identity, One Community."
Menurut Purwacaraka, lagu pilihan itu juga belum sempurna. "Range-nya terlalu lebar." Namun "The ASEAN Way" tetap yang terbaik di antara lagu peserta lain. "Semuanya bagus tetapi mereka tidak mengerti anthem itu seperti apa."
Pencipta "The ASEAN Way" adalah dua musikus Thailand, Kittikhun Sodprasert- sekaligus penganransemen musiknya, dan Sampaw Triudom. Lirik dibuat oleh seorang perempuan, Payom Valaiphatchra. Kittikhun juga pernah mengaransemen musik untuk lagu berjudul “Spirit of Asia”. Lagu tersebut diperdengarkan di upacara pembukaan Asian Games 1999.
Menurut situs www.14thaseansummit.org milik Departemen Luar Negeri Thailand, Kittikhun Sodprasert lahir pada 5 Maret 1962. Kittikhun lulus dari Department of Western Music of the Dramatic Art College, Thailand, pada 1984. Cello adalah alat musik pertama yang dipelajarinya. Termotivasi oleh kecintaannya terhadap musik, Kittikhun mengikuti berbagai acara dan pelatihan musik.
Dari 1994 hingga 1996, dia melanjutkan studi musik di Belanda. Dengan pengalaman panjang yang dimiliki, Kittikhun bergabung dengan Bangkok Symphony Orchestra, dan dipandang sebagai pendiri Bangkok Symphony Orchestra.
Sampow Triudom adalah lulusan Payap University Duriyasilp Music Department. Dia menerima beasiswa Alice Tully dari The New York Philharmonic Orchestra (Alice Tully Scholarship) untuk belajar alat musik tiup (oboe) di Manhattan School of Music, New York City, Amerika Serikat. Sampow menjadi oboist utama di Bangkok Symphony Orchestra pada 1984-1995.
Sampow adalah komponis dan dosen musik klasik. Saat ini dia mengajar di Fakultas Musik di Silpakorn University, Thailand. Sampow telah menciptakan musik untuk iklan, drama, drama panggung. Dia juga menjadi dosen paruh waktu di Chulalongkorn University on Art Department and Teaching Department.
Sedangkan satu-satunya perempuan dalam tim penggubah lagu "The ASEAN Way" adalah Payom Valaiphatchra. Dia adalah sarjana Ilmu Politik dari Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand. Gelar sarjana di bidang jurnalistik diperoleh di Times School of Journalism, Singapura. Dengan latar belakang politik dan jurnalistik, Payom bergabung dengan harian terkemuka Thailand, Bangkok Post, 1972.
Perempuan hebat ini dianugerahi Outstanding Writer Award oleh Siam Environment Association. Ia juga bekerja sebagai konsultan humas untuk Ear Eye Nose Foundation milik H.R.H Princess Mother Thailand. Termotivasi oleh pekerjaan mulia Ratu Thailand, Payom menjadi anggota Asosiasi Pan Pacific dan Perempuan Asia Tenggara.
0 comments:
Posting Komentar