BERITA POPULER - Cerita Selama Syuting Film "5 CM". Deretan novel karya penulis yang diangkat ke layar lebar semakin panjang. Kali ini novel karya Donny Dirghantoro yang berjudul 5 Cm bakal hadir dalam versi film. Rencananya, film yang bercerita tentang persahabatan itu dirilis 12 Desember 2012 (12.12.12).
Ceritanya, lima sahabat yang terdiri atas Zafran (Herjunot Ali), Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Ian (Igor Saykoji), dan Riani (Raline Shah) merencanakan perjalanan naik ke puncak Mahameru. Padahal, sebelumnya mereka lama tidak berkomunikasi. Dinda (Pevita Pearce), adik Arial, ikut serta. Perjalanan itu membuat mereka memahami makna persa habatan itu sendiri.
Film yang diproduksi Soraya Intercine Films itu sudah selesai proses produksi. Syuting dilakukan sejak 10 Juni lalu di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Total waktu syuting, termasuk break, mencapai tiga bulan. Tapi, hanya tiga minggu yang digunakan untuk syuting di gunung.
Banyak cerita yang terjadi dibalik penggarapan film tersebut. Sebab, semua pemain diminta benar-benar mendaki. Bersama kru yang berjumlah 90 orang, mereka naik ke puncak. Tidak ada gambar yang diambil dengan green screen.
"Adegan-adegan dalam film itu tidak ada yang kami cheat. Semua asli. Kami semua naik ke puncak Mahameru, pakai kaki. Itu seru banget," kata Junot saat ditemui di kantor Soraya Intercine Films, Jakarta Pusat, Kamis lalu (25/10). Memang seru karena mereka semua bukan "anak gunung".
Medan menuju puncak bukanlah medan yang mudah. Belum lagi masalah logistik yang susah. Rizal Mantovani sebagai sutradara pun mengakui itu. "Medannya susah. Belum pernah ada pihak yang syuting di situ. Cari warung terdekat saja jaraknya bisa dua hari," ungkapnya.
Perjuangan naik ke puncak diakui para pemain sangat menantang. Igor misalnya. Dia berhasil naik ke puncak meski telat 10 jam bila dibandingkan dengan kawan-kawan yang lain. Maklum, badan Igor gemuk. Tim evakuasi sempat memutuskan untuk menarik Igor dengan meng gunakan tali. "Badan saya di bungkus kayak kue apem. Terus di tarik. Tapi, tetap saja nggak bisa gerak. Soalnya (badan) terlalu berat," urainya. Rapper itu pun sempat putus asa. "Ngapain gue di sini sih sebenarnya," imbuh Igor disambut tawa yang lain.
Denny Sumargo juga sempat pingsan kejatuhan batu. Ceritanya, dia menolong seorang kru. Saat itu dia bertumpu pada sebuah batu. Nahas, batu itu jatuh dan mengenai dirinya. "Sampai atas, pas ketemu sama anak-anak (pemain), saya pingsan sejam," kata atlet basket itu.
Belum lagi permasalahan yang di alami Pevita dan Raline. Melakukan perjalanan naik gunung dan syuting di sana membuat mereka bersyukur dengan ke hidupannya di Jakarta. "Air nggak ada. Paling bingung itu kalau mau buang air. Buang air besar aja harus nggali dulu," kata mereka.
Keterbatasan kondisi itu terkadang membuat mereka saling berantem. Terutama soal berebut air dan makanan. "Gara-gara air aja bisa bikin berantem. Rebutan soalnya," lanjut Pevita.
Raline kemudian menyatakan kekagumannya dengan Junot, lawan mainnya. "Junot itu hebat. Tiga minggu kita di sana, tidak ada satu tetes air pun yang membasahi tubuhnya. Tiga minggu dia kuat nggak mandi sama sekali," tutur Raline.
Fedi juga mengungkapkan kekesalannya kepada Denny Sumargo. Gara-garanya, jatah makan Fedi diambil Denny. Ceritanya, logistik yang datang ke atas saat itu adalah telur balado. Semua sudah dijatah sesuai dengan jum lah orangnya. "Pas sampai ke saya sudah habis. Ternyata Denny makan telur tiga. Kesel banget," ungkap Fedi.
Setelah mengalami susahnya medan dan kerja keras mereka untuk film ini, bintang film Ayat-Ayat Cinta itu pun mewanti-wanti kepada calon penonton filmnya. "Kalau ada yang bilang itu adegan pakai green screen, saya baca-bacain (mantra) biar kualat," lanjutnya diiyakan pemain yang lain.
Ceritanya, lima sahabat yang terdiri atas Zafran (Herjunot Ali), Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Ian (Igor Saykoji), dan Riani (Raline Shah) merencanakan perjalanan naik ke puncak Mahameru. Padahal, sebelumnya mereka lama tidak berkomunikasi. Dinda (Pevita Pearce), adik Arial, ikut serta. Perjalanan itu membuat mereka memahami makna persa habatan itu sendiri.
Film yang diproduksi Soraya Intercine Films itu sudah selesai proses produksi. Syuting dilakukan sejak 10 Juni lalu di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur. Total waktu syuting, termasuk break, mencapai tiga bulan. Tapi, hanya tiga minggu yang digunakan untuk syuting di gunung.
Banyak cerita yang terjadi dibalik penggarapan film tersebut. Sebab, semua pemain diminta benar-benar mendaki. Bersama kru yang berjumlah 90 orang, mereka naik ke puncak. Tidak ada gambar yang diambil dengan green screen.
"Adegan-adegan dalam film itu tidak ada yang kami cheat. Semua asli. Kami semua naik ke puncak Mahameru, pakai kaki. Itu seru banget," kata Junot saat ditemui di kantor Soraya Intercine Films, Jakarta Pusat, Kamis lalu (25/10). Memang seru karena mereka semua bukan "anak gunung".
Medan menuju puncak bukanlah medan yang mudah. Belum lagi masalah logistik yang susah. Rizal Mantovani sebagai sutradara pun mengakui itu. "Medannya susah. Belum pernah ada pihak yang syuting di situ. Cari warung terdekat saja jaraknya bisa dua hari," ungkapnya.
Perjuangan naik ke puncak diakui para pemain sangat menantang. Igor misalnya. Dia berhasil naik ke puncak meski telat 10 jam bila dibandingkan dengan kawan-kawan yang lain. Maklum, badan Igor gemuk. Tim evakuasi sempat memutuskan untuk menarik Igor dengan meng gunakan tali. "Badan saya di bungkus kayak kue apem. Terus di tarik. Tapi, tetap saja nggak bisa gerak. Soalnya (badan) terlalu berat," urainya. Rapper itu pun sempat putus asa. "Ngapain gue di sini sih sebenarnya," imbuh Igor disambut tawa yang lain.
Denny Sumargo juga sempat pingsan kejatuhan batu. Ceritanya, dia menolong seorang kru. Saat itu dia bertumpu pada sebuah batu. Nahas, batu itu jatuh dan mengenai dirinya. "Sampai atas, pas ketemu sama anak-anak (pemain), saya pingsan sejam," kata atlet basket itu.
Belum lagi permasalahan yang di alami Pevita dan Raline. Melakukan perjalanan naik gunung dan syuting di sana membuat mereka bersyukur dengan ke hidupannya di Jakarta. "Air nggak ada. Paling bingung itu kalau mau buang air. Buang air besar aja harus nggali dulu," kata mereka.
Keterbatasan kondisi itu terkadang membuat mereka saling berantem. Terutama soal berebut air dan makanan. "Gara-gara air aja bisa bikin berantem. Rebutan soalnya," lanjut Pevita.
Raline kemudian menyatakan kekagumannya dengan Junot, lawan mainnya. "Junot itu hebat. Tiga minggu kita di sana, tidak ada satu tetes air pun yang membasahi tubuhnya. Tiga minggu dia kuat nggak mandi sama sekali," tutur Raline.
Fedi juga mengungkapkan kekesalannya kepada Denny Sumargo. Gara-garanya, jatah makan Fedi diambil Denny. Ceritanya, logistik yang datang ke atas saat itu adalah telur balado. Semua sudah dijatah sesuai dengan jum lah orangnya. "Pas sampai ke saya sudah habis. Ternyata Denny makan telur tiga. Kesel banget," ungkap Fedi.
Setelah mengalami susahnya medan dan kerja keras mereka untuk film ini, bintang film Ayat-Ayat Cinta itu pun mewanti-wanti kepada calon penonton filmnya. "Kalau ada yang bilang itu adegan pakai green screen, saya baca-bacain (mantra) biar kualat," lanjutnya diiyakan pemain yang lain.