Berbicara tentang sepak bola modern, rasanya tidak lengkap bila hanya membicarakan tentang kepiawaian para pemain mengolah bola di lapangan hijau. Jika melihat lebih dalam lagi sebuah pertandingan sepak bola, cobalah tengok pertandingan tersebut dari beragam sudut.
Apa yang dapat dilihat? Ribuan penonton, papan iklan di sisi lapangan, kamera yang merekam pertandingan, wartawan yang menangkap berbagai peristiwa, dan tentu saja petinggi klub yang duduk di kursi VIP stadion atau dalam kasus Liga Indonesia, mereka duduk di bench pemain, hingga membuat beberapa pemain hanya dapat duduk di atas boks minimum.
Jika melihat dari daftar tersebut, tentu banyak orang sudah membayangkan keterlibatan sebuah komponen yang biasa disebut dengan bisnis. Sepak bola modern adalah sepak bola sebagai sebuah olah raga dan industri.
Gemerlap industri ini nyaris tidak ada bedanya dengan gemerlap dunia hiburan. Pemain yang bermain cantik akan selalu dipuja. Pelatih yang mampu membawa timnya membuat kejutan atau meraih prestasi akan diingat sebagai arsitek terbaik.
Petinggi sebuah klub yang banyak meraih prestasi akan mendapat banyak keuntungan ketika sepak bola menjadi sebuah industri lahan bisnis. Dalam bisnis, hal yang paling menentukan untuk menjamin keberlangsungan bisnis tersebut adalah aset.
Setiap individu yang berkecimpung di industri sepak bola adalah aset, termasuk staf sosial, tim medus, pemain, pelatih dan jajaran manajemen.
Pemain adalah aset yang paling istimewa, Kehadirannya dapat menentukan popularitas sebuah tim, arah permainan, dan daya tarik sponsor. Kehadiran dan nasib seorang pemain dalam sebuah klub pun perlu diatur dengan serius.
Tidak hanya soal gaji yang dibayar setiap minggu atau setiap bulan, cara memperlakukan pemain sebagai bagian yang berharga di sebuah tim pun patut dipikirkan. Tunjangan prestasi, bonus, dan refreshing adalah hal yang dianggap penting. Satu lagi yang paling penting adalah kontrak.
Setiap pemain profesional akan menandatangani sebuah kontrak sebagai persetujuan untuk bermain dalam sebuah tim. Kontrak dipandang sebagai sebuah kesepakatan antara pihak klub dan pemain untuk mematuhi beberapa peraturan.
Dalam kontrak tersebut tercantum soal gaji, fasilitas, tunjangan prestasi, kemungkinan peningkatan nilai kontrak, durasi kontrak, dan lain-lain. Pembuatan kontak ini diatur oleh tim manajemen dengan sangat hati-hati, agar pemain sebagai aset dapat menghormati klub dan mendatangkan keuntungan untuk klub.
Klub-klub Eropa sudah sepenuhnya menyadari pemain sepak bola sebagai sebuah asetbagi klub. Durasi kontrak bertahun-tahun tidak hanya karena klub tersebut mampu membayar pemain tersebut dalam beberapa tahun ke depan atau akan menggunakan jasanya dalam waktu yang lama.
Klub-klub tersebut juga dapat menjual pemain tersebut ke klub lain jika dibutuhkan. Bandingkan dengan klub Indonesia ketika mengalami kesulitan finansial. Klub Indonesia yang kesulitan finansial cenderung menjual klubnya pada pihak lain yang mampu menghidupi klub tersebut atau bangkrut. Andai mereka mengangap pemain sebagai aset situasinya bisa berbeda.
Dalam dunia bisnis, aset sangat berharga, tidak hanya ketika sebuah bisnis sedang berada di puncak, tapijuga ketika sebuah perusahaan mengalami masalah, aset dapat diatur sedemikian rupa hingga dapat menyelamatkan perusahaan.
Cara sebuah klub memperlakukan pemain adalah modal berharga untuk perkembangan industri sepak bola di Indonesia.
Apa yang dapat dilihat? Ribuan penonton, papan iklan di sisi lapangan, kamera yang merekam pertandingan, wartawan yang menangkap berbagai peristiwa, dan tentu saja petinggi klub yang duduk di kursi VIP stadion atau dalam kasus Liga Indonesia, mereka duduk di bench pemain, hingga membuat beberapa pemain hanya dapat duduk di atas boks minimum.
Jika melihat dari daftar tersebut, tentu banyak orang sudah membayangkan keterlibatan sebuah komponen yang biasa disebut dengan bisnis. Sepak bola modern adalah sepak bola sebagai sebuah olah raga dan industri.
Gemerlap industri ini nyaris tidak ada bedanya dengan gemerlap dunia hiburan. Pemain yang bermain cantik akan selalu dipuja. Pelatih yang mampu membawa timnya membuat kejutan atau meraih prestasi akan diingat sebagai arsitek terbaik.
Petinggi sebuah klub yang banyak meraih prestasi akan mendapat banyak keuntungan ketika sepak bola menjadi sebuah industri lahan bisnis. Dalam bisnis, hal yang paling menentukan untuk menjamin keberlangsungan bisnis tersebut adalah aset.
Setiap individu yang berkecimpung di industri sepak bola adalah aset, termasuk staf sosial, tim medus, pemain, pelatih dan jajaran manajemen.
Pemain adalah aset yang paling istimewa, Kehadirannya dapat menentukan popularitas sebuah tim, arah permainan, dan daya tarik sponsor. Kehadiran dan nasib seorang pemain dalam sebuah klub pun perlu diatur dengan serius.
Tidak hanya soal gaji yang dibayar setiap minggu atau setiap bulan, cara memperlakukan pemain sebagai bagian yang berharga di sebuah tim pun patut dipikirkan. Tunjangan prestasi, bonus, dan refreshing adalah hal yang dianggap penting. Satu lagi yang paling penting adalah kontrak.
Setiap pemain profesional akan menandatangani sebuah kontrak sebagai persetujuan untuk bermain dalam sebuah tim. Kontrak dipandang sebagai sebuah kesepakatan antara pihak klub dan pemain untuk mematuhi beberapa peraturan.
Dalam kontrak tersebut tercantum soal gaji, fasilitas, tunjangan prestasi, kemungkinan peningkatan nilai kontrak, durasi kontrak, dan lain-lain. Pembuatan kontak ini diatur oleh tim manajemen dengan sangat hati-hati, agar pemain sebagai aset dapat menghormati klub dan mendatangkan keuntungan untuk klub.
Klub-klub Eropa sudah sepenuhnya menyadari pemain sepak bola sebagai sebuah asetbagi klub. Durasi kontrak bertahun-tahun tidak hanya karena klub tersebut mampu membayar pemain tersebut dalam beberapa tahun ke depan atau akan menggunakan jasanya dalam waktu yang lama.
Klub-klub tersebut juga dapat menjual pemain tersebut ke klub lain jika dibutuhkan. Bandingkan dengan klub Indonesia ketika mengalami kesulitan finansial. Klub Indonesia yang kesulitan finansial cenderung menjual klubnya pada pihak lain yang mampu menghidupi klub tersebut atau bangkrut. Andai mereka mengangap pemain sebagai aset situasinya bisa berbeda.
Dalam dunia bisnis, aset sangat berharga, tidak hanya ketika sebuah bisnis sedang berada di puncak, tapijuga ketika sebuah perusahaan mengalami masalah, aset dapat diatur sedemikian rupa hingga dapat menyelamatkan perusahaan.
Cara sebuah klub memperlakukan pemain adalah modal berharga untuk perkembangan industri sepak bola di Indonesia.
0 comments:
Posting Komentar