Sudah menjadi narapidana pun perilakunya makin brutal dan sadis. Ahmad Habibie merasa menjadi napi paling gagah dan sangat puas bisa melotong kelamin Eko Adi Saputra, penghuni lapas anak di Palembang, hingga tewas.
Dia bersama 8 rekannya sesama napi melakukan mutilasi ramai-ramai dengan korban Eko Adi Saputra, yang menurut versi mereka, selalu ingin membobol tembok buat kabur dari penjara.
Kesadisan mutilasi itu terungkap ketika Polsek Ilir Barat I Sumsel, mengadakan pra rekontruksi untuk mengetahui secara detail kronologi pembunuhan disertai mutilasi terhadap korban yang terjadi pada 22 November 2010 dinihari lalu.
Kamis (25/11) polisi sengaja mengadakan pra rekonstruksi untuk memperjelas penyebab kematian Eko si korban, yang juga penghuni sel Lapas Anak.
"Berdasar pemeriksaaan yang saya lakukan terhadap mereka yang melakukan hal tersebut terutama pemotongan alat kelamin korban, mendapat kepuasan tersendiri karena merasa gagah dan paling kejam dari yang lain," ungkap Kapolsek IB I AKP Tulus
Sinaga.
Dari pra rekon itu terungkap, yang berperan dalam adegan memutilasi korban yang telah meninggal antara lain Andre dan Prayitno memotong telinga kanan dan kiri, Ahmad Habibie memotong alat kelamin, Fikri menyayat paha, Iskandar menyayat dada, Dedi alias Bangau menyayat perut hingga usus terburai, Heru menusuk kaki, dan Aji menyayat leher.
Menurut AKP Tulus Sinaga, berdasarkan hasil pra rekon yang dilaksanakan di ruang Riksa Mapolsek IB I, korban meninggal akibat gagal napas karena dicekik beramai-ramai oleh para tersangka.
"Kita akan memanggil pihak-pihak yang dianggap penting untuk dimintai keterangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari beberapa tersangka mereka melakukan penyayatan terhadap tubuh korban karena terpaksa dan rasa solidaritas," tambah Tulus.
Dari keterangan sebelumnya bahwa pemotongan dan penyayatan dilakukan hanya dua orang, tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan polsek dan gelar pra rekon bahwa seluruh tersangka berperan dari pembunuhan hingga berbagi untuk melakukan mutilasi.
Diduga para tersangka kesal karena korban selalu berusaha kabur dengan membobok tembok ruang isolasi Lapas Anak Pakjo.
Sinaga.
Dari pra rekon itu terungkap, yang berperan dalam adegan memutilasi korban yang telah meninggal antara lain Andre dan Prayitno memotong telinga kanan dan kiri, Ahmad Habibie memotong alat kelamin, Fikri menyayat paha, Iskandar menyayat dada, Dedi alias Bangau menyayat perut hingga usus terburai, Heru menusuk kaki, dan Aji menyayat leher.
Menurut AKP Tulus Sinaga, berdasarkan hasil pra rekon yang dilaksanakan di ruang Riksa Mapolsek IB I, korban meninggal akibat gagal napas karena dicekik beramai-ramai oleh para tersangka.
"Kita akan memanggil pihak-pihak yang dianggap penting untuk dimintai keterangan. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari beberapa tersangka mereka melakukan penyayatan terhadap tubuh korban karena terpaksa dan rasa solidaritas," tambah Tulus.
Dari keterangan sebelumnya bahwa pemotongan dan penyayatan dilakukan hanya dua orang, tetapi berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan polsek dan gelar pra rekon bahwa seluruh tersangka berperan dari pembunuhan hingga berbagi untuk melakukan mutilasi.
Diduga para tersangka kesal karena korban selalu berusaha kabur dengan membobok tembok ruang isolasi Lapas Anak Pakjo.
0 comments:
Posting Komentar