Plasenta atau LED?
Anda pasti tidak asing dengan nama Denise Richards dan Megan Fox. Kedua artis tersebut dikenal dengan wajah mereka yang seolah tanpa cacat. Rahasia mereka? Facial dengan plasenta! Louise Deschamps, spesialis perawatan kulit yang membuka praktek di Beverly Hills, California, mengatakan bahwa ia bisa melakukan facial plasenta sebanyak 20-25 kali per minggunya. Terapi facial plasenta ini dibantu juga dengan terapi cahaya LED (Light Emitting Diode) untuk membantu melawan tanda-tanda penuaan.
Menurut Deschamps, facial plasenta baik untuk kulit yang bermasalah dan mengalami peradangan atau kondisi berjerawat sekalipun. Namun, Dr Robin Ashinoff, profesor dermatologi dari Langone Medical Center, Universitas New York, mengaku bahwa ia belum pernah mendengar apakah benar ada studi atau tidak mengenai kebaikan plasenta untuk kulit. Menurutnya, kemungkinan terbesar hasil yang terlihat baik usai facial plasenta adalah efek dari LED tadi. Karena, sinar LED mampu menstimulasi kulit untuk memproduksi kolagen, yang bisa memberikan kesan kulit terlihat lebih kencang, kenyal, dan berseri.
Kotoran burung atau ramuan kecantikan?
Selain plasenta, ada satu temuan baru yang diperkenalkan oleh dunia kecantikan dari barat. Kali ini mereka menggunakan kotoran burung sebagai bahan facial. Lula Pacheco, pimpinan aesthetician dari Diamond Spa di Wailea, kepulauan Maui, mengatakan bahwa kotoran burung memiliki khasiat baik untuk kulit wajah. Kotoran burung bulbul (nightingale) dikeringkan, lalu diperkecil hingga ukuran mikro, kemudian dicampur sebagai bahan untuk pembersih wajah. Usai facial dengan kotoran burung ini, kulit akan terasa lembut dan kencang.
Penggunaan kotoran ini sebenarnya lebih disebabkan oleh tradisi dari Jepang. Konon, pada jaman dulu, para wanita Jepang menggunakan kotoran burung bulbul ini untuk membersihkan noda pada kain sutera. Bahkan para geisha pun menggunakannya sebagai pemutih kulit dan menghaluskan kulit mereka yang seringkali terpapar oleh makeup selama mereka bekerja.
Masih menjadi perdebatan apakah khasiat kotoran burung bulbul benar-benar bisa dibuktikan atau tidak. Brian Keller, dermatopharmacologist dan wakil kepala Bio Zone Laboratories di San Fransisco, mengatakan bahwa kemungkinan produk ini berhasil pada wajah adalah karena kandungannya. Menurutnya, kotoran burung bulbul memiliki konsentrasi urea yang tinggi dari kombinasi kotoran dan urine burung tersebut. Urine memiliki kandungan urea dan seringkali digunakan sebagai pelembut kulit.
Jadi, sejauh mana Anda berani menempuh jalan untuk menuju cantik?
[Kompas]
1 comments:
Orang jaman dahulu memang seperti itu, bisa jadi kotoran burung digunakan sebagai facial. Di indonesia saja, dulu sikat gigi pake batu bata (he...2. Mengapa saya tahu?karena pada waktu saya kecil, saya melihatnya sendiri dan yang lebih anehnya lagi waktu itu pasta gigi juga sudha ada.Walaupun gak tahu sekarang ada yang meneliti gak tuh. Ada lagi kotoran burung di hutan kalimantan yang bisa dimakan seperti roti. Kemudian ada juga kopi luwak yang berasal dari kotoran hewan (pernah dengar kan?)
Posting Komentar